REVIEW BUKU TAN MALAKA

HELLO EVERYONE!!Hari ini aku mau share review buku Tan Malaka yang berjudul 'Menuju Republik Indonesia.' FYI guys buku ini benar-benar mudah dipahami kok buat pemula. So, buat kalian yang tertarik buat baca tapi gak tau isinya apa, boleh kok dibaca dulu review dari aku. Review ini aku buat untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila di semester satu. Oh iya, aku tulis review ini tidak cuman satu doang, tapi tiga kali aku tulis review buku ini dengan pemahaman yang berbeda-beda untuk membantu teman-temanku. eheeeee



BAB I
IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Menuju Republik Indonesia (Naar de Republik Indonesia)
Penulis            : Tan Malaka
Penerbit           : Sega Arsy
Cetakan           : 2019
Hal                  : 136
1.     Tentang Buku
Buku yang ditulis oleh Tan Malaka pada tahun 1925 di Cina, yang kemudian dicetak dalam bahasa Indnesia oleh percetakan Sega Arsy yang pertama pada Desember 2014 sampai cetakan keempat pada Juni 2019.
Tan Malaka menuliskan buku ini dalam bahasa Belanda, jadi tidak heran jika cetakan dengan bahasa Indonesia masih memiliki beberapa keliruan penulisan dalam naskahnya. Selain itu, kesalahan percetakan juga berawal dari naskah awal Tan Malaka yang dicetak di Cina karena keterbatasan persediaan huruf latin.
Sekilas buku ini terlihat sederhana dan hanya memiliki 136 halaman. Namun buku ini memiliki dua bagian. Bagian pertama berjudul ‘Menuju Republik Indonesia’ dengan tiga sub-babnya dan bagian kedua berjudul SI Semarang dan Onderwijs. Selain itu buku ini dilengkapi dengan glosarium pada halaman terakhir.
Buku ini membahas pemikiran-pemikiran Tan Malaka yang terpusat pada tujuannya memerdekakan bangsa Indonesia. Tan Malaka juga menuangkan keinginannya untuk pergerakan bangsa Indonesia dengan membentuk negara republik dan melakukan perombakan secara drastis dari berbagai bidang. Serta memberikan arahan taktik dan strategi untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
BAB II
RESUME ISI BUKU
BAGIAN 1 MENUJU REPUBLIK INDONESIA
BAB I SITUASI DUNIA
Perang dunia yang telah membagi dunia dalam dua bagian yaitu negara-negara yang kalah, yaitu Jerman, Austria, Hongaria, dan Turki, serta negara-negara yang menang, yaitu Prancis,Italia, Amerika Serikat dll. Pasca kekalahan perang dunia, negara seperti Jerman mengalami perbudakan ekonomi yang disertai penindasan politik. Sehingga negara-negara yang mengalami kemenangan seperti Amerika mendapat aliran-aliran modal dari negara yang kalah. Hal ini menyebabkan kemunculan sistem kapitalisme di Amerika.
Pertentangan nasional dari berbagai negara kapitalis di dunia yang terpaksa harus melakukan imperialisme dan perang imperialisme. Perkembangan kapitalisme membawa pertentangan yang tak dapat didamaikan antara borjuis dan buruh, yaitu pertentangan kasta.
Sudah seharusnya kaum komunis tidak memikirkan persoalan tentang ada atau tidaknya masa damai dan kemungkinan lamanya masa damai, karena hal ini tidak bisa diramal. Maka kita tidak boleh merasa pesimis dan tidak boleh merasa optimis karena kedua perasaan itu membawa kepada oportunisme. Selanjutnya kewajiban kita adalah membentuk partai komunis dimana-mana dan memperkuatnya. Jika waktunya bertindak dimulai, setiap orang telah mengetahui tugasnya.


            BAB II SITUASI DI INDONESIA
Sejak awal politik imperialisme Belanda ditujukan pada penghacuran industri kecil dan perdagangan kecil nasional teristimewa di Jawa. Semua industri milik suku Jawa mati tak lama sesudah imperialisme Belanda masuk.
Indonesia sudah seharusnya melakukan pembaharuan politik karena lebih dari 300 tahun imperialisme Belanda melakukan politik “gertakan” dan “tindakan” yang memunculkan tindakan pemberontakan setiap daerah untuk mendapat hak-hak yang nyata dan wajar sebagai manusia. Hal ini harus dilakukan karena kaum komunis Indonesia tidak bisa menggantungkan pada pengharapan negeri kapitalisme di dunia runtuh lebih dahulu.

BAB III TUJUAN DAN PROGRAM PERGERAKAN
Tujuan partai-partai komunis dunia adalah menggantikan sistem kapitalisme dengan komunisme. Artinya sebuah negara itu tidak berlaku lagi proletariat dan kaum borjuis dan berubah menjadi anggota pekerja masyarakat komunisme.
Dampak dari pergantian menjadi sistem komunis adalah terhapusnya hak milik perseorangan, anarkis dalam produksi, persaingan, kasta-kasta, imperialisme, dan peperangan imperialisme.Sebagai gantinya tersusunlah hak milik bersama, produksi rencana, penukaran produksi dengan sukarela dan internasionalisme, yaitu perdamaian, kerjasama dan persaudaraan antara berbagai bangsa di dunia. Program nasional yang ditawarkan oleh partai komunis sangat menguntungkan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, pelajaran dan pendidikan, militer, polisi, dan rencana aksi. Apabila neraca nasional baik ekonomi maupun politik telah tercapai, maka Indonesia selanjutnya akan  berkembang di lapangan ekonomi dan politik.
Partai-partai terdahulu belum ada yang menyusun program yang berhubungan dengan ekonomi dan sosial masyarakat. Mereka hanya berpegang teguh pada perkataan merdeka. Untuk mewujudkan gerakan revolusioner harus mempunyai dasar teori yang nyata dan tujuan revolusioner yang tersusun tegas, sehingga tidak dapat dijadikan alat kapitalisme.
Selanjutnya, pembahasan mengenai keberhasilan dari perjuangan revolusioner tergantung pada benarnya taktik dan strategi. Hukum-hukum yang berlaku untuk mewujudkan strategi perang berlaku juga bagi strategi revolusioner, yaitu nilai ofensif dan inisiatif, dan pemusatan kekuatan pada tempat yang menguntungkan waktu yang tepat bagi kita.
Wujud perjuangan yang dilakukan inisiatif ialah offensif. Mereka yang menyerang duluan, mempunyai inisiatif dan menguasai kemauan dan perbuatan lawannya. Tetapi bentuk offensif yang baik ialah offensif yang dilakukan secara defensif. Hal ini terjadi karena kita terpaksa oleh keadaan melancarkan serangan-serangan kita dalam bentuk pertahanan-pertahanan.
Tujuan offensif ialah menyerang pertahanan lawan yang terlemah dengan cepat, mendadak dan dengan pasukan yang terbesar. Jika kita melihat bentuk imperialisme Belanda, mereka tidak berpusat pada satu tempat saja. Oleh karena itu, ini adalah kesempatan Indonesia untuk memusatkan kekuatan militer, politik, dan ekonomi pada suatu kota.
Pukulan strategi yang penghabisan akan berhasil jika memenuhi syarat-syarat, yaitu: Pertama, partai memiliki disiplin baja. Disiplin revolusioner bukanlah hasrat menyerah (semuhun dawuh). Anggota-angota harus paham kemutlakan ketaatan pelaksanaan putusan, sekalipun jiwa putusan itu bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Karena segala putusan revolusioner sudah dirundingkan dengan matang serta dalam proses perundingan tiap anggota memiliki hak penuh dalam mengemukakakan dan mempertahankan pendapatnya dan menentang atau menyokong pendapat lain. Suatu partai yang tiap anggotanya berpegang teguh pada pendapatnya masing-masing dan menyabortir putusan partai, tak akan berdaya adanya. Kedua, rakyat Indonesia berada di bawah pimpinan PKI. Ini merupakan sebuah tantangan yang cukup berat. Karena melihat kondisi Indonesia, propaganda dan agitasi PKI di beberapa daerah Jawa dan luar pulau Jawa masih belum konkrit dan cukup kuat, serta belum cukup dalam meresapnya. Kekurangan tenaga dan alat, kekurangan pengetahuan dan pengalaman adalah faktor utama tenaga revolusioner Indonesia masih sedikit. Maka diperlukan tenaga ekstra untuk memberikan arahan dan dorongan kepada rakyat untuk bersatu dalam partai. Ketiga, musuh-musuh baik di dalam maupun di luar negeri terpecah-pecah. Jika nanti partai telah disiplin dan sebagian besar dari penduduk telah dibawah pimpinan PKI, maka selanjutnya kita harus menegetahui keadaan di kubu lawan baik di dalam maupun luar sebelum melakukan pukulan.
   
Adakah Kesempatan Merdeka?
Perang pasifik yang mungkin datang bagi kita masih belum berarti satu kemerdekaan dan kita tidak dapat menunggu sampai armada Belanda dan pangkalan armada Singapura selesai dibangun, maka bagi Indonesia sangat mungkin sekarang ini adalah kesempatan yang baik untuk kemerdekaan yang didasari beberapa alasan, yaitu: kita tidak dapat menggantungkan taktik revolusioner kita seluruhnya pada perang Jepang-Amerika, dan ada kemungkinan bahwa perang Jepang-Amerika lama tak kunjung datang dan bahwa periode pasifistis (masa tenang) harus lebih dahulu mendahului revolusi dunia.
Pada poin pertama, hal itu dimaksud karena Indonesia tidak dapat menggantungkan taktik seperti itu, yang sifatnya oportunitis dan berbahaya. Tak ada satu pun rakyat yang dapat bertahan lama dalam ketegangan dengan ancaman yang tak dirasakan dengan langsung.
Selanjutnya poin kedua, ada kemungkinan bahwa perang Jepang-Amerika lama tak kunjung datang dan bahwa periode pasifistis (masa tenang) harus lebih dahulu mendahului revolusi dunia. Maka, jika kita menggantungkan aksi-aksi kita seluruhnya pada perang dunia dan revolusi dunia, ada kemungkinan bahwa kita akan kehilangan peranan pimpinan kita atas rakyat Indonesia. Akibatnya partai yang berada di dalam dogma sedang massa akan mencari jalan sendiri-sendiri dan akan memunculkan pemberontakan-pemberontakan lokal atau perbuatan-perbuatan individual (anarkistis).
Maka sudah waktunya bagi PKI untuk menciptakan organisasi-organisasi sendiri yang memiliki keberanian dan kekuatan untuk menerima pertanggungjawaban merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.



                                                     SEKIAN DARI AKU
Aku sangat menerima komentar kalian berupa saran dan kritik terimakasih :)

Komentar